Sunday, June 10, 2007

Dendam Mengubah Peta Hidupku


Tak pernah kuduga, dendam yang kulampiaskan kemudian menjadi borok yang tak tersembuhkan. Kini hidupku "tersandera" cinta dan keputusasaan. Tak ada lagi tempat yang tersedia bagiku kecuali rumah mungil yang hanya menyediakan luka dan kepedihan. Aku tak mampu berlari...

Sebut saja nama saya Ana (26). Saya berasal dari sebuah kota kecil di pulau Jawa, dari keluarga ningrat. Maaf, saya katakan hal itu tanpa maksud untuk menyombongkan diri. Orang tua saya mendidik anak-anaknya dengan baik. Baik secara sosial maupun keagamaan. Saya juga termasuk anak yang cerdas, terutama dalam bidang teknologi dan bahasa asing. Itu sebabnya sewaktu saya sekolah sampai SMA tak pernah sekalipun saya punya pacar. Akhirnya saya kuliah dan saya jadi asisten dosen.

Sudahlah, soal masa kecil tak perlu saya uraikan karena kalau diceritakan akan jadi panjang sekali.

Singkat kata, pada usia saya yang ke 21 tahun saya berkenalan dengan seorang laki-laki warga negara Belanda. Dia tiga tahun lebih tua dari saya. Dan dari sekedar teman, kami menjadi sepasang kekasih. Nah disinilah awal "kisah" saya. Kami melakukan pacaran "gaya barat" walaupun saat itu saya masih menjaga agar jangan sampai perawan saya hilang. Tapi cuma sebentar karena kemudian kami berpisah.

Setelah 8 bulan sejak perpisahan kami, saya ketemu seorang pria bule yang sedang berniat mencari istri. Lalu singkat kata kami pun berpacaran. Masih dengan "gaya" yang sama (Barat). Tapi lebih parah karena saya kehilangan keperawanan. Saya merasa takut saat itu. Tapi bukankah dia akan menikahi saya? Maka saya agak lega. Tentu saja orang tua saya tidak tahu karena saya "sangat rapi" menyimpannya. Akhirnya dia kembali ke negaranya. Dan kami berpisah sekitar enam bulan. Setelah itu dia mendapat pekerjaan di Singapura. Dan saya menyusulnya untuk bekerja juga di sana. Akhirnya kami "hidup bersama". Sepertinya semua baik-baik saja. Setahu saya (waktu itu) dia adalah orang yang jujur dan baik hati. Sampai akhirnya saya benar-benar kaget karena saya melihat dia dengan wanita lain. Lalu ketika saya tanya, dia dengan tenang menjawab, "Ya saya tidur dengan wanita-wanita lain karena saya sangat kesepian." Dengan tidak merasa sekali bersalah. Lalu saya tanya berapa jumlah wanita yang dia tiduri selain saya? (selama dia berhubungan dengan saya). Dengan santai dia jawab, "Gak tau pasti... mungkin sekitar dua puluh". Saya benar-benar tidak kuat lagi. Akhirnya saat itu juga saya putus dengannya. Tapi sebelumnya saya bersumpah padanya "Kamu pikir cuman kamu yang bisa tidur dengan wanita-wanita lain? Jauh lebih banyak pria yang mau tidur denganku daripada wanita yang tidur dengan kamu". Sengaja saya menyombongkan diri di depan dia karena hati saya sangat panas dan sakit. Dia terus menerus memohon untuk kembali pada saya. Lalu secara terang-terangan di depan dia, saya gandeng laki-laki berkebangsaan Inggris yang sangat tampan dan digilai wanita-wanita lain. Saya puas sekali melihat mantan saya itu sedih dan kecewa. Tapi laki-laki Inggris ini kembali ke negaranya. Lalu setelah itu saya bertekat untuk tidur dengan laki-laki lebih banyak daripada dia tidur dengan wanita-wanita lain.

Maaf beribu maaf, harap pembaca jangan tersinggung. Entah kenapa sejak kecil sampai sekarang saya hanya tertarik dengan pria bule. Dan tidak pernah tertarik dengan laki-laki Indonesia seganteng apa pun (kecuali blasteran). Bukan berarti tidak ada orang Indonesia yang suka pada saya. Ada beberapa pria Indonesia yang menyatakan cintanya pada saya, tapi saya selalu menolak. Setelah lepas dari laki-laki Inggris itu, mulailah "pertualangan" saya. Singkat kata saya telah tidur dengan dua puluh tiga laki-laki (termasuk mantan saya) dalam hidup saya yang semuanya berdarah bule. Sebagian besar mereka ganteng-ganteng. Karena itu membuat saya puas. Hanya satu dari dua puluh tiga laki-laki itu yang memiliki darah Indonesia 50% (blasteran Indonesia bule). Dia seorang model yang kemungkinan pembaca sering melihat wajahnya di beberapa iklan di televisi. Dan satu diantara laki-laki bule itu ada juga yang membintangi sebuah iklan produk terkenal. Jadi kemungkinan ada dua pria yang pernah pembaca liat di televisi. Tetapi saya tidak menganggap serius sama sekali dengan mereka semua. Semua hanya untuk main-main saja.

Tapi di dalam lubuk hati saya masih sangat mencintai laki-laki mantan saya itu. Laki-laki yang telah membuat saya tidak perawan dan membuat saya bersumpah untuk tidur dengan laki-laki lain sebanyak-banyaknya (tapi tidak untuk dibayar). Akhirnya saya lelah. Saya tidak mau pertualangan saya ini berkepanjangan. Tapi saya juga tidak merasa mencintai laki-laki lain manapun juga kecuali mantan saya itu. Walaupun mantan saya tidaklah seganteng laki-laki lain yang pernah tidur dengan saya. Akhirnya karena perasaan itulah, saya mencoba menghubunginya lagi karena saya telah memutuskan kontak dengannya waktu itu. Lalu kita kembali bersama lagi dan menikah. Jadi kita menikah setelah kami berdua tidur dengan banyak orang lain. Sungguh hal yang tidak terpuji. Saya tahu itu. Makanya setelah menikah saya bertekad untuk tidak akan tidur dengan laki-laki lain dan saya harap dia juga begitu. Tapi harapan saya salah. Dia mengaku bahwa satu wanita tidaklah cukup untuk dirinya. Setiap hari yang dikerjakannya sewaktu ada di rumah hanyalah menonton porno. Kalau hari libur malah bisa sehari semalam. Tidak ada bosannya. Saya mencoba bicara baik-baik dengannya. Saya bilang kalau hanya sejam dua jam saya bisa menerimanya, kalau ini sudah kelewatan. Tapi apa katanya? "Saya bisa melihat porno sebanyak dan selama yang aku mau. Kalau kamu tidak suka, kamu boleh pergi!" Dengan kasar sekali. Sungguh pembaca, saya sangat terpukul. Dia yang telah menyebabkan saya menjadi seperti ini. Kotor dan terkena penyakit kelamin seumur hidup. Saya tidak mau cerai karena siapa lagi pria yang mau menerima saya dengan penyakit ini? Memang banyak sekali pria bule yang sering menggoda atau sekedar ingin berteman dengan saya. Jujur saja pembaca, bukan hal sulit bagi saya untuk mencari pria bule lain tapi masalahnya penyakit saya dan juga saya sudah sangat cocok dengannya di berbagai hal. Kecuali masalah satu itu.

Masih inginnya dia dengan wanita-wanita lain dan juga tidak maunya dia habiskan waktunya bersama saya, kecuali kalau hanya butuh saja. Karena dia lebih suka dengan melihat dan menonton gadis-gadis di layar kaca dan di dunia nyata.

Entahlah pembaca apa yang harus saya lakukan. Tolong beri saya saran, bukan ejekan karena saya tidak butuh ejekan, karena saya sudah tahu kesalahan saya. Hanya bagaimana caranya sekarang untuk memperbaikinya. Kalau bisa jangan saran perceraian, karena niat saya adalah bahagia bersama suami dan hidup sebagaimana mestinya. Sekarang saya tinggal di Perancis. Terima kasih sebelumnya atas sarannya.

(Sebagaimana cerita Anna.....)
*Sumber Milis*

Post a blog at 6/10/2007 09:09:00 AM
---------***---------

0 Comments:

Post a new comment

Thursday, June 7, 2007

Curhat Pertama...


hello, ini curhat pertama dan smoga aja bukan yg terakhir ya..
awalnya... gw tuh suka dia, seneng ma dia.. sayang dia juga.. tapi dia tuh ko ga tau, gimana ya biar dia tahu. kalo lewat kata2 agak berat juga ngomongnya.. jadi lewat apa dunks.. bingung dech.. hiks

help me guys...

Post a blog at 6/07/2007 11:42:00 PM
---------***---------

2 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Test test dulu dech ya..

-----------------------Sat Jun 09, 05:22:00 AM 2007  

Anonymous Anonymous said...

Ok, thx dech kalo gitu.... ganbatte !!!

-----------------------Sat Jun 09, 12:08:00 PM 2007  

Post a new comment


......